Rayakan Idul Adha, DPD PDI Perjuangan Kaltim Sembelih Tiga Hewan Kurban

Di Kantor DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur melaksanakan Penyembelihan Kurban Sejumlah 3 Ekor

Samarinda – Dewan Pimpinan Daerah Provinsi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kalimantan Timur turut melakukan pemotongan hewan kurban di momentum Hari Raya Iduladha, Kamis (29/6/23).

Wakil Ketua Bidang Keagamaan DPD Perjuangan Kaltim, Wahyu Hidayat mengatakan bahwa penyembelihan tidak hanya di kantor DPD PDI Perjuangan Kaltim namun 11 Anggota DPRD Kaltim melakukan penyembelihan di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing.

Bacaan Lainnya
dishub ads

“Di Kantor DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur melaksanakan penyembelihan kurban sejumlah 3 ekor. Selain itu, 11 anggota fraksi PDI Perjuangan Kalimantan Timur melaksanakan kurban di dapil masing-masing,” ucapnya.

Wahyu Hidayat menjelaskan pelaksanaan hewan kurban ini dimaknai untuk menghilangkan sifat angkuh dan rakus sehingga membawa manusia untuk berbagi rezeki kepada masyarakat.

“Pelaksanaan kurban mengandung makna simbolik menyembelih ‘sifat-sifat kehewanan’, seperti keserakahan dan kerakusan yang merusak kehidupan manusia baik secara pribadi maupun kolektif serta menodai kemuliaan sifat manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi,” bebernya.

Selain itu, hewan kurban juga merefleksikan ketaatan umat beragama kepada Allah SWT.

“Ibadah kurban juga merefleksikan ketaatan manusia kepada syariat Allah Penguasa Tunggal di alam semesta. Dalam Al-Quran surat Al-Hajj ayat 37 dinyatakan bukanlah daging hewan kurban dan darahnya itu yang sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya ialah ketakwaan umat yang berkurban,” jelasnya.

Dia menambahkan bahwa aktualisasi sebagai umat beragama memupuk jiwa pengorbanan hidup dari sejarah perjalanan bangsa besar di berbagai belahan dunia.

“Sebagai aktualisasi semangat berkurban yang diajarkan agama, setiap muslim perlu memupuk jiwa pengorbanan untuk kemuliaan hidup. Sejarah mencatat pengorbanan tak dapat dipisahkan dari perjuangan hidup orang-orang besar dan bangsa-bangsa di dunia,” katanya.

“Dalam khazanah sastra dikenal ungkapan; tiada keberhasilan tanpa pengorbanan, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian,” tambahnya.

Terakhir, Wahyu berharap bahwa bahwa kerukunan umat beragama untuk saling menjaga terhadap tantangan arus yang menyebabkan individualisme untuk terus menghidupkan semangat gotong royong.

“Pengorbanan di jalan Allah dan berkorban karena Allah adalah suatu kemuliaan. Tetapi mengorbankan orang lain untuk kepentingan diri dan kelompok sendiri adalah kejahatan. Di tengah arus materialisme, individualisme dan hedonisme yang melanda dunia, umat Islam dan semua umat beragama perlu menghidupkan idealisme dan semangat pengorbanan sampai akhir zaman,” tutupnya

Pos terkait