Samarinda – DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) menyoroti beban tambahan yang kini ditanggung Kota Balikpapan seiring dengan meningkatnya peran kota tersebut sebagai pintu masuk utama menuju Ibu Kota Nusantara (IKN).
Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Nurhadi mengungkapkan, arus kunjungan dari luar daerah ke Balikpapan meningkat tajam, terutama dari kalangan pejabat, investor, dan tamu-tamu penting yang akan menuju wilayah inti IKN. Hal ini, menurutnya, menempatkan Balikpapan pada posisi strategis sekaligus penuh tantangan.
“Balikpapan menjadi kota transit utama menuju IKN. Semua tamu, baik dari pemerintah pusat maupun swasta, hampir pasti masuk lewat sini. Bebannya makin besar, tapi dukungan dari pusat belum maksimal,” ujar Nurhadi, Selasa (17/6/2025).
Ia menyampaikan bahwa meskipun lonjakan kunjungan memberi kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya dari sektor pariwisata dan perhotelan, pemerintah kota mulai mengalami tekanan anggaran, terutama untuk pembiayaan layanan publik seperti konsumsi, akomodasi, dan kebutuhan logistik para tamu.
“Pemkot Balikpapan tidak bisa terus menanggung beban sendiri. Mulai dari kebutuhan protokoler hingga layanan dasar, semua itu butuh anggaran. Kalau tidak segera ditopang, bisa mempengaruhi pelayanan untuk warga lokal,” tambahnya.
Nurhadi mendorong adanya sinergi yang lebih kuat antara Pemprov Kaltim, DPR RI, dan pemerintah pusat agar Balikpapan memperoleh porsi perhatian yang sepadan dengan perannya sebagai kota penyangga utama IKN.
Ia menekankan bahwa peran Gubernur Kaltim sangat penting sebagai jembatan komunikasi yang menyampaikan kebutuhan daerah secara langsung ke pemerintah pusat.
“Gubernur harus bisa membawa suara Balikpapan agar tidak tertinggal. Kota ini adalah wajah pertama yang dilihat orang sebelum ke IKN,” ucap politisi tersebut.
Sebagai bagian dari tim penyusun RPJMD Kaltim, Nurhadi juga menekankan pentingnya melibatkan kementerian teknis, seperti Bappeda Litbang dan perwakilan balai-balai nasional, dalam proses perencanaan dan diskusi strategis pembangunan yang berkaitan dengan IKN.
“Kami butuh peta jalan yang jelas soal arah pembangunan IKN dan dampaknya bagi daerah sekitar, terutama Balikpapan,” katanya.
Ia menutup pernyataannya dengan harapan agar perhatian pembangunan tidak hanya terpusat di kawasan inti IKN, melainkan juga memperkuat kesiapan kota-kota penyangga yang saat ini menjadi tulang punggung aksesibilitas dan logistik, khususnya Balikpapan yang kini memikul beban berat sebagai pintu utama ibu kota negara yang baru.(Adv)