Samarinda ā DPRD Kota Samarinda mengingatkan agar pembangunan Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Tingkat IV Polda Kaltim tidak berhenti sebagai proyek seremonial dan simbol kemegahan semata.
Tak hanya itu, harapan besar disematkan agar fasilitas kesehatan ini benar-benar memberi manfaat nyata dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Wakil Ketua DPRD Samarinda, Celni Pita Sari, menegaskan pentingnya orientasi pelayanan yang inklusif dalam perencanaan dan pengelolaan rumah sakit tersebut.
āKita tidak butuh bangunan megah yang hanya jadi simbol. Yang dibutuhkan masyarakat adalah akses layanan kesehatan yang nyata dan terjangkau,ā ujarnya, Kamis (7/8/2025).
Menurut Celni, pandemi COVID-19 menjadi pelajaran penting tentang ketidakseimbangan antara jumlah fasilitas kesehatan dengan kebutuhan warga Samarinda. Karena itu, pembangunan RS Bhayangkara harus dibarengi dengan manajemen yang matang, melibatkan lintas sektor, serta menjamin akses tanpa diskriminasi.
Ia juga menekankan transparansi di setiap tahap proyek, mulai dari perencanaan, penganggaran, hingga pelaksanaan, guna menjaga kepercayaan publik dan mencegah potensi penyimpangan.
āIni bukan proyek internal satu institusi. Ini menyangkut hak dasar warga akan kesehatan,ā tegasnya.
Selain memberi manfaat medis, DPRD mendorong agar pembangunan RS Bhayangkara berdampak pada perekonomian lokal dengan melibatkan kontraktor daerah dan pelaku UMKM. Harapannya, keberadaan rumah sakit ini tidak hanya menjadi pusat layanan kesehatan, tetapi juga penggerak ekonomi masyarakat sekitar.
Bagi DPRD, tolok ukur keberhasilan proyek ini bukan sekadar berdirinya gedung, melainkan kualitas layanan, kesiapan tenaga medis, dan keberpihakan pada warga kecil.
āKalau dijalankan dengan visi jangka panjang dan semangat kolaborasi, RS Bhayangkara bisa menjadi pusat layanan kesehatan publik yang membanggakan Samarinda,ā pungkas Celni. (Adv/DPRD Samarinda)