Andi Satya Dorong Tes Urine Sebagai Alternatif Skrining HPV yang Lebih Nyaman bagi Perempuan

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Andi Satya Adi Saputra

SAMARINDA  – Menyikapi masih tingginya angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Andi Satya Adi Saputra mengusulkan penerapan metode skrining HPV yang lebih bersahabat bagi perempuan, yakni melalui tes urine.

Menurut Andi yang juga berprofesi sebagai dokter kandungan, metode ini dinilai lebih menghargai kenyamanan dan privasi pasien, terutama bagi perempuan yang belum menikah.

Bacaan Lainnya

“Setiap tahunnya ada lebih dari 36 ribu kasus kanker serviks, dan hampir separuhnya berakhir dengan kematian. Ini sangat serius dan perlu langkah konkret untuk meningkatkan deteksi dini,” kata Andi dalam keterangannya baru-baru ini.

Ia menjelaskan, metode skrining konvensional yang menggunakan alat spekulum sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman dan menjadi hambatan utama bagi perempuan untuk menjalani pemeriksaan.

“Banyak perempuan enggan melakukan tes karena prosedurnya terasa invasif. Ini menjadi tantangan, karena pemeriksaan dini seharusnya bisa diakses dengan nyaman oleh semua kalangan,” tambahnya.

Sebagai solusi, Andi merekomendasikan tes urine sebagai alternatif yang lebih mudah dilakukan, tidak menyakitkan, serta dapat dilakukan secara mandiri di rumah.

“Perempuan cukup mengumpulkan sampel urin, lalu dikirim untuk dianalisis menggunakan alat deteksi HPV. Prosedur ini tidak memerlukan tenaga medis dan jauh lebih menjaga privasi,” jelasnya.

Ia juga menekankan bahwa metode ini sangat cocok diterapkan di daerah terpencil, karena tidak bergantung pada fasilitas medis canggih atau alat pemeriksaan klinis khusus.

“Dengan metode ini, skrining bisa menjangkau lebih banyak perempuan, bahkan di desa-desa. Ini sangat strategis untuk pemerataan layanan kesehatan,” tegas politisi muda tersebut.

Lebih jauh, Andi berharap pendekatan baru ini bisa mengurangi stigma yang melekat pada pemeriksaan kanker serviks dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program deteksi dini.

“Kesehatan perempuan harus menjadi prioritas. Mereka adalah pilar keluarga dan masyarakat. Dengan memastikan akses skrining yang aman dan nyaman, kita bisa mencegah lebih banyak kematian akibat kanker serviks,” tutupnya.(Adv)

Pos terkait