TENGGARONG – Desa Muara Kaman Ulu, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), tidak menyerah pada tantangan. Meski BUMDes-nya sempat stagnan, desa ini kini menunjukkan tekad kuat untuk Genjot Revitalisasi BUMDes—dengan strategi baru, modal segar, dan fokus pada potensi lokal yang benar-benar menyentuh kehidupan warga.
Kepala Desa Muara Kaman Ulu, Hendra, mengakui bahwa BUMDes di desanya telah eksis sejak lama, namun belum optimal karena belum menemukan core business yang sesuai karakter desa. “Dulu coba-coba banyak sektor, tapi kurang fokus. Kini kami putuskan: mulai dari yang paling dekat dengan masyarakat—pertanian,” ujarnya, Selasa (7/10/2025).
Langkah pertama: penyertaan modal dari APBDes untuk memperkuat fondasi operasional. Dana tersebut dialokasikan guna mendukung BUMDes menjalin kemitraan dengan petani lokal—mulai dari penyediaan pupuk subsidi, alat pertanian sewa, hingga pengemasan dan pemasaran hasil panen.
“Tantangan utamanya di pemasaran—belum ada jaringan luas. Tapi kami sedang membangun kemitraan dengan pasar regional dan UMKM kota,” tambah Hendra.
Tak berhenti di pertanian, Pemdes kini mengkaji ekspansi ke sektor jasa dan perdagangan berbasis kebutuhan harian, seperti:
✅ Distribusi gas LPG 3 kg (untuk antisipasi kelangkaan),
✅ Toko sembako BUMDes dengan harga kompetitif,
✅ Pengolahan produk rumahan (keripik pisang, ikan asap, gula semut) untuk ekspor ke desa tetangga.
“Kami ingin BUMDes berkembang perlahan tapi pasti—bukan sekadar proyek, tapi sistem ekonomi yang hidup di tengah masyarakat,” tegasnya.
Kepala DPMD Kukar, Arianto, menyambut positif inisiatif ini. Menurutnya, Genjot Revitalisasi BUMDes di Muara Kaman Ulu adalah contoh nyata bagaimana desa bisa belajar dari kegagalan, lalu bangkit dengan pendekatan lebih realistis dan partisipatif.
“BUMDes yang kuat lahir dari kebutuhan nyata, bukan ambisi administratif. Kami siap mendampingi—dari penyusunan bisnis plan, pelatihan manajemen, hingga fasilitasi kemitraan,” ujar Arianto.
DPMD Kukar juga menyiapkan program BUMDes Bangkit bagi desa-desa yang ingin merevitalisasi lembaga ekonominya—termasuk pendampingan audit awal, restrukturisasi kepengurusan, dan akses permodalan melalui LPD atau skema kemitraan.
Dengan semangat baru dan strategi yang berpijak pada realitas, Genjot Revitalisasi BUMDes di Muara Kaman Ulu bukan hanya tentang menghidupkan lembaga—tapi tentang menyalakan kembali harapan: bahwa desa bisa mandiri, warga bisa sejahtera, dan kemandirian ekonomi bukan lagi mimpi, melainkan rencana kerja yang sedang dijalankan—hari ini.







