Samarinda – Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Akhmed Reza Fachlevi menyambut pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) terpilih, Aulia Rahman Basri dan Rendi Solihin, sebagai momentum strategis untuk mendorong arah pembangunan daerah yang lebih terukur dan berkelanjutan.
Pelantikan yang digelar di Kantor Gubernur Kaltim pada 23 Juni 2025 itu turut dihadiri oleh berbagai tokoh daerah. Reza yang hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan optimisme sekaligus harapan besar kepada kepemimpinan baru Kukar agar dapat merealisasikan janji-janji politik yang pernah disampaikan kepada masyarakat.
“Kita ingin melihat ada perubahan nyata ke depan, terutama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Kukar,” ujar Reza usai menghadiri pelantikan.
Ia menyebut meski Kukar memiliki potensi besar, berbagai persoalan mendasar masih perlu dibenahi, khususnya di sektor infrastruktur. Permasalahan seperti banjir, kerusakan jalan, dan belum optimalnya sistem drainase menjadi perhatian serius.
“Isu-isu infrastruktur ini harus jadi prioritas. Pengendalian banjir, perbaikan jaringan jalan, dan pembangunan drainase adalah hal mendesak yang tak boleh ditunda,” tegasnya.
Reza juga mengingatkan pentingnya kesinambungan dalam pemerintahan. Menurutnya, program-program yang sudah berjalan baik seharusnya tidak dihapuskan begitu saja, melainkan disempurnakan dan dipercepat pelaksanaannya dengan pendekatan yang berbasis kebutuhan masyarakat.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa kolaborasi antarlembaga menjadi faktor penting dalam keberhasilan pembangunan. Pemerintah daerah diminta untuk membuka ruang komunikasi yang luas, tidak hanya dengan legislatif, tapi juga dengan kalangan akademisi dan masyarakat sipil.
“Pemerintahan yang terbuka dan responsif akan mampu menjawab tantangan lokal secara lebih tepat. Sinergi semua pihak sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Selain bicara soal pelantikan kepala daerah, Reza juga menyoroti kejadian longsor yang terjadi di Kilometer 28, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, yang sedang ramai dibicarakan. Komisi III DPRD Kaltim, katanya, tengah menyiapkan langkah-langkah responsif untuk menyikapi situasi tersebut.
“Selasa mendatang kami akan meninjau langsung lokasi bersama Dinas ESDM, BPPJN, Pemkab Kukar, pihak universitas, dan elemen terkait lainnya,” jelasnya.
Menurut Reza, hingga kini masih terdapat perbedaan pandangan mengenai penyebab bencana tersebut. Sementara pihak akademisi dari Universitas Mulawarman menyatakan bahwa longsor dipicu oleh kondisi geologis dan cuaca ekstrem, masyarakat melalui kelompok Aliansi Desa Tani Jaya mengaitkannya dengan aktivitas tambang yang dinilai merusak lingkungan.
“DPRD akan mendengarkan semua pandangan, baik dari kalangan akademik maupun masyarakat. Kami terbuka terhadap semua hasil kajian dan data yang objektif,” katanya.
Reza menegaskan bahwa DPRD tidak berada dalam posisi sebagai pihak yang memberikan vonis, melainkan berperan sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah agar solusi yang diambil bersifat inklusif, adil, dan berdasarkan fakta lapangan.
“Fungsi kami lebih kepada menjaring dan mengawal aspirasi serta memastikan kebijakan yang dihasilkan benar-benar berdasarkan analisis yang akurat dan berpihak pada rakyat,” pungkasnya.(Adv)







