Samarinda – Kota Samarinda memiliki sebuah sungai yang membelah kota ini dengan panjang 34,7 kilometer, yaitu Sungai Karang Mumus (SKM). Sungai ini memiliki 61 jenis tanaman dan pohon yang masih terjaga yang tersebar di ruang terbuka hijau (RTH) atau hulu dari SKM.
Sejak tahun 2018, Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) telah membuka sekolah alam di hulu SKM. Sekolah alam ini merupakan wadah bagi pelajar hingga akademisi untuk melakukan penanaman pohon endemik bersama-sama.
Kegiatan ini mendapat antusiasme dari komunitas dan organisasi yang ada di Samarinda bahkan daerah lain. Banyak yang tertarik untuk mengunjungi hulu SKM dan menikmati suasana alam yang asri dan sejuk.
Selain itu, hulu SKM juga menawarkan peluang bagi investor untuk mengembangkan ekowisata hutan. Ada banyak ide-ide kreatif yang bisa diterapkan di sini, seperti pembangunan cafe dengan konsep bernuansa alam, wisata susur sungai dengan pemandangan indah, atau penginapan dengan fasilitas lengkap.
“Banyak sekali yang sudah minat tanah di sekitar Muang Ilir ini, untuk dijadikan cafe dan lain-lain,” ungkap Koordinator Lapangan GMSS-SKM, Bachtiar di Samarinda, Selasa (14/11/2023).
Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dispar Kaltim, Restiawan Baihaqi, mengatakan bahwa pihaknya mendukung upaya-upaya tersebut. Ia mengapresiasi kerjasama antara Pemprov Kaltim, BWS dan Pemkot Samarinda dalam merawat SKM ini.
“Kami sudah melakukan program membersihkan sungai hingga pelebaran sungai. Kami juga ingin meningkatkan kualitas RTH agar lebih ramah lingkungan,” ujar Baihaqi di kantor Dispar, Samarinda, Kamis (2/11/2023).
Ia juga memberikan contoh dari Surabaya sebagai salah satu kota yang berhasil mengubah sungai menjadi destinasi wisata. “Di sana sungai menjadi tempat wisata malam dengan banyak lampu-lampu yang menyala. Itu bisa menjadi inspirasi bagi kami,” tuturnya.(Adv/DisparKaltim)
