Komite I DPD RI : Bukan Kewenangan DPD Memakzulkan Wapres

Ketua Komisi I DPD RI, Andi Sofyan Hasdam,

Samarinda- Dewan Perwakilan Daerah Repuklik Indonesia tentunya tidak memiliki wewenang untuk memakzulkan Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabumumg Raka lantaran adanya berita yang viral yang menyebutkan DPD Siap Memakzulkan Gibran.

Hal Itu Disampaikan oleh Ketua Komite I DPD RI, Andi Sofyan Hasdam saat konferensi pers di Gedung Perwakilan DPD RI Kaltim, Sabtu, (3/10/24).

Bacaan Lainnya
dishub ads

Mantan Walikota Bontang ini menyebutkan bahwa kelompok yang mengatasnamakan Barisan Rakyat untuk Kedaulatan dan kemandirian Bangsa (Bara Kemang) yang memintai kepada pihak DPD RI untuk bertemu, namun dikarenakan kesibukan DPD yang baru terpilih sehingga baru bisa di temui pada Senin, 28 Oktober yang lalu.

Menurutnya, untuk menerima Bara Kemang maka di tunjuk Wakil Ketua DPD RI, Tamsil Linrung serta Ketua Komite I DPD RI, Andi Sofyan Hasdam dan Ketua BAP DPD RI, KH Abdul Hakim, proses penerimaan aspirasi berjalan lancar, sebagai Pimpinan, Tamsil juga merespon sama dengan penerimaan aspirasi lainnya.

Isu yang viral Dipanggil oleh DPD

Mantan Ketua PW Muhammadiyah Kaltim ini mulai merasa aneh dengan viralnya hasil pertemuan yang beredar di media sosial dengan berbagi isu yang tidak benar diantaranya Babak Baru Kasus Fufu-Fafa, 30 tokoh dipanggil ke DPD

“Tulisan ini sangat menyesatkan Sofyan karena bukanlah DPD yg memanggil, namun mereka yang bersurat hendak bertemu,”ujarnya

Hal lain lagi yang menurut, Sofyan cukup tendensius yakni adanya tulisan DPD siap lengserkan Gibran. Bagi yang tidak faham konstitusi bisa saja langsung percaya. Namun bagi yang paham konstitusi tentu merasa aneh karena DPD tidak berwenang untuk memakzulkan Wapres.

“Jangankan DPD, MPR saja tidak punya kewenangan ujar ,”ucapnya

Terakhir, Andi Sofyan Hasdam meminta masyarakat untuk terampil dalam melihat berbagai isu yang sedang berkembang dikarenakan banyak peristiwa yang tidak benar (Hoax).

“Jadi adanya postingan di media sosial yang viral perlu diluruskan. Menurut Andi Sofyan, bagi yg mau mengikuti postingan tersebut sampai akhir, sebetulnya tidak ada masalah. Namun karena rekaman videonya cukup panjang, umumnya masyarakat lebih tertarik membaca judul dan cover beritanya dan itulah yang menyesatkan,”tutupnya

Pos terkait