Berau – Sebanyak 20 warga Kampung Merabu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, antusias mengikuti pelatihan pengembangan pengelolaan destinasi wisata.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kebudayaan dan Olahraga (Disbudpar), berlangsung di Kantor Kepala Kampung Merabu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Rabu – Kamis (8-9/11/2023).
Staf Pengelola Promosi dan Informasi Pariwisata Disbudpar Kabupaten Berau, Supriyani menjelaskan dalam rangka memajukan destinasi wisata dan kesejahteraan masyarakat Kampung Merabu, pelatihan dan pengembangan pihak pelaksana adalah hal yang patut didorong.
“Merabu merupakan 10 destinasi wisata unggulan Berau, jadi perlu akselerasi dalam menciptakan kesiapan masyarakat menyambut peluang ekonomi kreatif di sektor pariwisata,” ungkap dia dalam diskusi, Rabu (8/11/2023).
Dijelaskan, sebagaimana arahan Kepala Disbudpar Kabupaten Berau Ilyas Natsir, Yanis sapaan akrabnya bilang pemerintah akan mengawal setiap proses perbaikan dan peningkatan kualitas destinasi wisata Kampung Merabu.
Pembangunan kualitas sumber daya manusia dan komitmen bersama oleh setiap pemangku kepentingan adalah sederetan hal yang perlu dikerjasamakan.
“Tentu kita mendukung dan siap bekerjasama meningkatkan tata kelola destinasi wisata. Termasuk seperti pembaharuan struktur organisasi, penetapan standar operasional prosedur (SOP) hingga keberadaan Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) bakal yang kita dorong juga,” bebernya.
Sementara itu, Konsultan Branding Pariwisata Brian Fadli Fahmi mengungkapkan, hal terpenting saat ini adalah pihak kampung dapat merampungkan kepengurusan organisasi wisata.
Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) merupakan motor penggerak kemandirian pariwisata. Kemudian memenuhi seluruh kebutuhan infrastruktur wisata meliputi sarana dan prasarana termasuk pelayanan yang berbagai digital (elektronik).
Selanjutnya Brian menilai karena Wisata Kampung Merabu ini menawarkan keindahan menjelajah gunung karts setinggi 300 meter dengan tingkat kemiringan 80 derajat, maka pihak pengelola patut memastikan kenyamanan dan alat keselamatan para wisatawan.
“Kenyamanan dan alat keselamatan adalah fasilitas utama yang patut dipersiapkan oleh pengelola,” tegasnya.
Setelah fasilitas terpenuhi, maka pihak pengelola wisata mesri menyediakan standar pelayanan berupa standar operasional prosedu. Ketentuan dan rambu-rambu wisata tersebut sebagai edukasi serta jaminan keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung.
“SOP itu yang dijadikan rujukan standar keamanan jika pengunjung mau menikmati keindahan karst,” ujar dia.(Adv/Dispar Kaltim)