Samarinda ā Puluhan hingga ratusan siswa lulusan SMP dari Kecamatan Sangatta Utara dan Selatan, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menghadapi kendala serius untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA atau SMK negeri.
Meski berada dalam zona zonasi yang sesuai, banyak siswa gagal diterima akibat keterbatasan kapasitas sekolah negeri setempat.
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Agus Aras menyatakan masalah kekurangan daya tampung ini sudah berlangsung lama dan kini menjadi isu mendesak yang harus segera diatasi oleh Pemerintah Provinsi Kaltim.
āKondisi ini bukan hal baru, tapi sekarang sudah cukup kritis. Data yang kami terima menunjukkan bahwa jumlah siswa yang belum tertampung di SMA dan SMK negeri mencapai ratusan di wilayah Sangatta Utara dan Selatan,ā jelasnya, Senin (30/6/2025).
Ia menjelaskan, ketidakseimbangan antara jumlah lulusan SMP dan kapasitas ruang kelas di tingkat atas menyebabkan masalah ini. Agus mendesak Pemprov Kaltim, khususnya Dinas Pendidikan, untuk segera membangun Unit Sekolah Baru (USB) di kedua kecamatan tersebut.
āKarena tanggung jawab pembangunan sekolah menengah atas berada di provinsi, maka seharusnya Pemprov segera merespon dengan membangun sekolah baru di Sangatta Utara dan Selatan. Kami tidak ingin anak-anak kehilangan kesempatan melanjutkan pendidikan hanya karena keterbatasan ruang,ā tegasnya.
Agus juga menginformasikan bahwa Pemerintah Kabupaten Kutai Timur telah menyediakan lahan untuk pembangunan sekolah di kawasan Sangatta Selatan. Ia berharap Pemprov segera mengalokasikan anggaran dan melakukan perencanaan pembangunan.
āDari kabupaten, sudah tersedia lahan yang siap digunakan di Sangatta Selatan. Idealnya tahun ini masuk tahap perencanaan, sehingga pembangunan fisik bisa dimulai tahun depan,ā tambahnya.
Ia menekankan, pembangunan fisik sekolah harus diimbangi dengan persiapan tenaga pengajar dan staf administrasi agar operasional sekolah dapat berjalan optimal saat dibuka.
āKita tidak boleh hanya fokus pada bangunan saja, tapi harus memastikan guru dan tenaga pendukung lainnya siap agar sekolah dapat langsung berfungsi dengan baik,ā ujarnya.
Menurut Agus, permasalahan ini hanya terjadi di dua kecamatan tersebut, sementara di 16 kecamatan lainnya di Kutai Timur tidak ditemukan kendala serupa.
āDi kecamatan lain relatif aman, tidak ada masalah kapasitas signifikan. Namun di dua kecamatan itu memang situasinya kritis dan perlu perhatian khusus,ā katanya.
Agus mengakhiri dengan harapan agar persoalan keterbatasan ruang kelas ini tidak menjadi masalah berulang setiap tahun. Ia mengingatkan Pemprov Kaltim agar melakukan evaluasi menyeluruh dan perencanaan jangka panjang demi memperkuat sistem pendidikan menengah di daerah padat penduduk.
āKita harus punya solusi jangka panjang agar tidak ada lagi siswa yang kehilangan hak mendapatkan pendidikan hanya karena masalah ruang kelas,ā pungkasnya.(Adv)