Reza Pahlevi Soroti Minimnya Progres Pembangunan di Kukar, Longsor KM 28 Jadi Prioritas Penanganan

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi.

Samarinda – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Akhmed Reza Pahlevi menyoroti lambannya kemajuan pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Menurutnya masih banyak sektor yang tertinggal dan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah, khususnya di bawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati yang baru dilantik.

Bacaan Lainnya

Reza menilai sektor infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan adalah fondasi utama pembangunan Kukar yang hingga kini belum menunjukkan perkembangan signifikan.

ā€œPembangunan di Kukar belum menunjukkan percepatan yang diharapkan. Kami berharap kepemimpinan baru bisa membawa perubahan nyata demi kesejahteraan masyarakat,ā€ ungkapnya.

Ia juga menyinggung penanganan sejumlah persoalan infrastruktur yang mendesak, salah satunya bencana longsor yang terjadi di Jalan Poros Samarinda-Balikpapan, tepatnya di kilometer 28 kawasan Desa Batuah Kecamatan Loa Janan.

Menanggapi insiden tersebut, DPRD Kaltim menjadwalkan kunjungan lapangan bersama instansi teknis seperti Dinas PUPR, Komisi III DPRD, serta pemerintah kabupaten dan desa. Kunjungan akan dilakukan pada Selasa (24/6/2025), sebagai bentuk tindak lanjut terhadap kejadian tersebut dan upaya menemukan solusi penanganan jangka panjang.

Meski laporan awal menyebutkanĀ Ā longsor terjadi akibat faktor geologi alami dan bukan aktivitas pertambangan, sejumlah kelompok masyarakat, termasuk pemuda Desa Batuah dan Karang Taruna Kartijaya, menyampaikan kecurigaan bahwa aktivitas tambang di sekitar lokasi turut berkontribusi terhadap bencana tersebut.

Reza menegaskan DPRD akan tetap netral dan terbuka terhadap berbagai pandangan. ā€œKami bukan lembaga yang memutuskan benar atau salah, tapi kami akan memastikan bahwa proses ini berjalan transparan, akuntabel, dan berpihak pada kepentingan masyarakat,ā€ ujarnya.

Ia menyatakan DPRD siap memfasilitasi dialog antara masyarakat, pemerintah, dan pihak independen untuk mencari solusi terbaik. Lebih lanjut, ia berharap agar bencana seperti ini tidak lagi terulang dan setiap kebijakan pembangunan bisa mempertimbangkan aspek keselamatan lingkungan dan warga sekitar.

ā€œYang utama adalah keselamatan warga dan keberlanjutan pembangunan. Jangan sampai pembangunan justru membawa risiko baru bagi masyarakat,ā€ tutup Reza.(Adv)

Pos terkait