Berau.Pesutnews.id – Masyarakat Suku Bajau di Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Berau menggelar Upacara Adat Mag’jamu selama tiga hari berturut-turut di pada 11 hingga 13 November Tahun 2023 lalu.
Kegiatan tahunan warga Bajau tersebut merupakan agenda budaya rutin yang menerapkan simbol penolakan terhadap bencana dan kesialan yang menimpa warga kampung.
Bertempat di Balai pagtipunan, budaya adat tersebut diawali dengan upacara pengobatan atau utasan selama dua malam. Kemudian pada hari puncak dilakukan prosesi melarung miniatur kapal berwarna kuning ke laut lepas.
Pelepasan simbol penolakan bala tersebut dibalut dengan iring-iringan musik dan tarian tradisional. Sebelum dilarutkan dilaut, sebelumnya miniatur kapal kuning tersebut diarak keliling kampung di temani ratusan warga sekitar.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disdikbud) Kabupaten Berau Ilyas Natsir mengatakan aktivitas tersebut merupakan salah satu kebudayaan dan adat istiadat yang mewarnai Bumi Batiwakkal.
Pasalnya kegiatan tersebut bertujuan untuk mempertahankan tradisi kepercayaan masyarakat kemudian memiliki nilai potensi pariwisata.
“Ini jadi poin positif bagi warga pesisir, masih menjaga nilai luhur warisan nenek moyang,” kata Ilyas, Selasa (14/11/2023).
Menurut dia, terdapat keunikan tersendiri dari perayaan Adat Mag’jamu, selain menawarkan upacara pelepasan miniatur kapal ke lautan lepas. Terdapat juga tradisi pengobatan tradisional yang dilakukan langsung oleh warga Bajau.
Nilai itu menjadi daya jual tersendiri terhadap minat wisatawan, budaya dengan kearifan lokal di daerah menjadi salah satu sektor untuk mengembangkan tradisi adat istiadat agar lebih menarik banyak wisatawan.
Tidak menutup kemungkinan agenda upacara budaya Suku Bajau tersebut akan masuk dalam rekomendasi event wisata daerah dalam kalender pariwisata tahun 2024 mendatang.
“Tahun depan harus lebih meriah lagi, karena sudah lepas masa pandemi. Datangkan sebanyak-banyaknya wisatawan ke daerah tujuan wisata,” ucapnya.
Lebih lanjut Ilyas berpesan, sebagai daerah yang dihuni oleh berbagai maca suku serta masyarakat yang majemuk. Dia berharap bagi seluruh desa budaya dan wisata di Berau dapat hidup berdampingan.
Kebudayaan masyarakat yang majemuk dapat dimanfaatkan sebagai ciri khas wisata. Sehingga Kabupaten Berau dapat juga disebut sebagai miniatur Indonesia.
“Keuntungan bagi kita, wilayah kita luas dengan budaya yang beragam. Kita bisa membangkitkan semangat persatuan dengan menumbuhkan ekonomi kreatif di sektor budaya dan pariwisata,” terangnya.(Adv/Dispar Kaltim)