TENGGARONG – Bayangkan ratusan warga desa bergandengan tangan, membersihkan sungai yang jadi urat nadi hidup mereka—itulah pemandangan menggugah di Desa Muara Wis, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) tahun 2025 kembali nyalakan semangat kebersamaan, kali ini fokus pada pembersihan anak Sungai Keliran, guna jaga kelestarian alam sekaligus lancarkan transportasi air yang vital bagi aktivitas harian warga.
Kasmir, Kepala Desa Muara Wis, dengan bangga ceritakan bagaimana Program Padat Karya ini libatkan partisipasi masif dari seluruh rukun tetangga. Ia tekankan, gotong royong seperti ini buktikan pembangunan desa tak bergantung anggaran semata, tapi kekompakan dan kemauan kolektif yang jadi kunci utama.
“Semua lapisan masyarakat turun langsung tanpa pandang bulu. Mereka kerja penuh gairah karena paham, sungai ini sumber kehidupan kita sehari-hari,” ujar Kasmir saat memantau lokasi pada Senin, 13 Oktober 2025. Oleh karena itu, kegiatan Program Padat Karya difokuskan di dua titik krusial: aliran anak Sungai Keliran dan jalur alternatif Sungai Mhamut menuju Dusun Sepayung, di mana sedimentasi serta sampah alami sempitkan jalur meski belum tersumbat total.
Lebih lanjut, Kasmir jelaskan pelaksanaan bergiliran dari 12 RT, sesuaikan kebutuhan masing-masing spot kerja, dengan dana Rp20 juta dari pos Jalan Desa alokasikan untuk operasional, makanan, dan alat. Tak hanya jaga lingkungan, Program Padat Karya ini beri dampak ekonomi langsung—warga dapat insentif harian sebagai balasan kontribusi mereka, sesuai Permendesa Nomor 2 Tahun 2024 yang tekankan padat karya tunai ciptakan lapangan kerja pakai bahan lokal.
“Ini lebih dari bersih-bersih sungai; Program Padat Karya beri peluang tambah penghasilan bagi warga, manfaatnya nyata untuk alam dan kesejahteraan,” tambahnya. Dengan begitu, inisiatif ini selaras prioritas nasional Dana Desa 2025, yang alokasikan hingga 15% untuk program serupa guna tekan kemiskinan dan stunting melalui pemberdayaan inklusif.
Kasmir optimis, kegiatan Program Padat Karya seperti ini bakal lanjut ke area lain yang butuh sentuhan lingkungan. “Kalau warga sudah biasa ramaikan gotong royong, pembangunan desa pasti akselerasi, hasilnya dirasai semua,” pungkasnya.
Arianto, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, beri acungan jempol atas langkah ini. Ia nilai Program Padat Karya Muara Wis jadi teladan partisipatif, di mana masyarakat langsung libatkan diri untuk dampak berkelanjutan.
“Gotong royong seperti ini pondasi desa mandiri. Kami rawat semangat kolaborasi pemerintah-warga di seluruh Kukar, agar pembangunan tak sekadar proyek, tapi gerakan bersama,” tutup Arianto.







