Samarinda – Meidalina, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur (Kaltim), menyampaikan bahwa setiap Kabupaten/Kota di Kaltim memiliki satu Sekolah Menengah Atas (SMA) inklusif.
Ini mencakup anak-anak berkebutuhan khusus yang dapat disekolahkan bersama dengan siswa reguler, namun mereka memiliki kelas khusus.
Hal tersebut disampaikan oleh, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus, Meidalina.
Dia menyampaikan, di setiap masing-masing Kabupaten/Kota yang ada di Kaltim memiliki 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang inklusif.
“Jadi 1 Kabupaten/Kota itu ada 1 SMA inklusif, dan itu termasuk anak-anak disabilitas juga, yang hasil pemeriksaan dari dokter psikolog itu dia boleh disekolahkan bersama yang reguler, tapi dia (disabilitas) punya kelas khusus” ucapnya.
Lebih lanjut, Meidalina juga mengungkapkan bahwa setiap Kabupaten/Kota di Kaltim memiliki satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) inklusif, kecuali Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang belum memiliki SMK Negeri.
“Ada 9 SMK inklusif di Kaltim, kenapa 9?, karena Mahulu belum ada SMK Negeri, sementara di setiap Kabupaten/Kota lain yang ada di Kaltim, sudah ada 1 SMK yang inklusif” bebernya.
Pernyataan Meidalina menunjukkan komitmen untuk memastikan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus di Kaltim mendapatkan pendidikan yang setara dan inklusif. Dengan adanya sekolah inklusif, diharapkan anak-anak dengan berbagai kebutuhan khusus dapat mengakses pendidikan dengan lebih baik dan merasa diterima dalam lingkungan pendidikan yang umum. (Adv)