Pergantian Pengelola Wisata Belanja Kaltim Membuka Babak Baru: Komunikasi Terputus, Pedagang Gelisah

Situasi Wisata Belanja (Wisbel) Gor Kadri Oening Sempaja

Samarinda – Hiruk pikuk amburadulnya kegiatan Wisata belanja Gelora Kadrie oenin Sempaja kian berhembus. Pedagang mengeluhkan.

“Kami merasa Wisbel ini kok kurang terkelola dengan bai. Bertahun-tahun berjalan dengan rapi. Ganti pengelola sih tidak apa-apa kalau lebih baik, tapi kalau amburadul kaya gini,”kata seorang pedagang yang engan disebutkan namanya saat dikonfirmasi di event mingguan di gelora Kadrie oenin itu, Minggu (14/01/2024).

Bacaan Lainnya
dishub ads

Sebelumnya juga pedagang mengeluhkan kualitas fasilitas yang diberikan kepada para pedagang. Sebagian tenda tidak terpasang, bahkan pedagang harus membawa dan memasang tenda sendiri untuk berjualan.

Hal itu menurut Kepala UPTD Pengelolaan Prasarana Olahraga (PPO) Gelora Kadrie oening Sempaja, Dispora Kaltim, Ruspiansyah karena masa transisi pengelolaan.

Dia juga bilang terkait pergantian pengelolaan Seharusnya dari BPD (Bank Pembangunan Daerah) Kaltimtara mempertemukan pengurus lama sama pengurus baru. Hanya kata dia dari pengurus lama itu tidak ada memberikan respon atau serah terima semacam itu. Sehingga dari pengurus baru, atas perintah dari BPD mengambil alih secara paksa semacam itu.

Menanggapi hal tersebut Pengelola Lama dibawah naungan komunitas Wisbel, Jifran menyampaikan bahwa, apa yang disampaikan kepala UPTD itu tidak sesuai dengan proses yang selama ini berjalan.

Lanjut dia menjelaskan, sebelum kontrak habis pada 20 Desember, UPTD dan Bankaltimtara memberikan jaminan kelanjutan kontrak. Meskipun Perjanjian Kerja Sama (PKS) belum selesai, janji untuk melanjutkan Wisbel tanpa hambatan tetap terdengar. Namun, pada 19 Desember, kabar pengelola baru yang akan mengambil alih Wisbel.

Dirinya menyatakan keyakinannya terhadap komunikasi yang sebelumnya dianggap lancar. Namun, rapat yang dijadwalkan pada 13 Desember tidak terlaksana. Setelah itu membiarkan rumor pergantian pengelola menjadi kenyataan hingga 4 Januari 2024.

“Saya pikir dengan komunikasi yang humble itu, jadinya tidak ada masalah” ucapnya.

Jifran mengungkapkan bahwa, pihaknya mengusulkan ke Bank Kaltimtara untuk intensifkan rapat bersama tiga pihak, Komitas Wisbel sebagai pelaksana teknis, kemudian BPD Bankaltimtara dan UPTD PPO Dispora. Hal itu agar tidak mengorbankan lebih dari 300 pedagang Wisbel.

“Kita minta, meskipun berganti pengelola, tetapi tidak merubah pedagang yang ada. Namun Hingga keluar keputusan Wisbel kembali dibuka dengan pengelola baru, tidak ada satupun respon untuk rapat itu.” ungkapnya.

Dirinya menjelaskan tujuan rapat sebagai evaluasi agar transisi pengelola tidak mengganggu aktivitas Wisbel. Meskipun tenda rusak, komunitas ingin memastikan pengelola baru dapat menyesuaikan diri dengan baik.

Pada awal 2024, Wisbel dibuka dengan pengelola baru, di luar kendali komunitas. Kesulitan dalam pemasangan tenda di hari perdana disebabkan tenda rusak.

Jifran membantah klaim keterlambatan memberikan kunci gudang tenda, dengan menyatakan bahwa dua minggu sebelum pergantian pengelola, mereka dapat memasang semua tenda hingga selesai acara. Meskipun menghargai keputusan transisi pengelola, Jifran menyampaikan kekecewaan terhadap narasi yang menyesatkan.

“300-an lebih pedagang tahu apa yang kami lakukan dan kami upayakan. Kami berharap Wisbel tetap berjalan dengan baik dan tertib,” tutupnya. (Kurniawan)

Pos terkait