Samarinda – Berbeda dengan pandangan umum yang menganggap film horor sebagai hiburan semata, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sani Bin Husain, justru tegas menentang kehadiran film bergenre ini di Indonesia, khususnya di Kota Samarinda.
Keprihatinan Sani didasari oleh kekhawatirannya terhadap dampak negatif film horor terhadap kesehatan mental, terutama pada anak-anak dan orang dewasa.
Menurutnya, film-film tersebut dapat memicu rasa takut dan gelisah yang berlebihan, bahkan hingga mengubah perilaku dan mental para penontonnya.
“Saya larang anak saya nonton film horor itu melemahkan mental, anak-anak jadi takut, yang dewasa saja takut juga. Jemuran saja itu siang, takut. Siang-siang kok takut, itu aneh,” tegas Sani (16/5/2024).
Lebih lanjut, Dirinya menjelaskan bahwa sensasi seru yang ditawarkan film horor tidak sebanding dengan risiko kerusakan mental yang dapat ditimbulkannya. Ia mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih tontonan dan tidak terjebak dalam budaya ketakutan yang dipromosikan oleh film-film horor.
Sani berharap sikap tegasnya ini dapat menyadarkan masyarakat, khususnya di Kota Samarinda, tentang pentingnya melindungi kesehatan mental. Ia menyerukan evaluasi menyeluruh terhadap dampak film horor dan mendesak langkah-langkah konkret untuk melindungi kesehatan mental generasi masa depan.
“Kita mengajak untuk bersama-sama mengevaluasi dampak dari film-film horor tersebut dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kesehatan mental generasi masa depan,” tandasnya. (Adv/DPRD Kota Samarinda)







