Samarinda ā Banjir di Kota Samarinda tak selalu disebabkan oleh hujan deras. Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyebut penyebab utama justru berasal dari ulah manusia. Salah satunya adalah maraknya bangunan liar yang berdiri di sempadan hingga di atas aliran sungai, sehingga menghambat arus air dan memicu luapan ke permukiman warga.
āIni bukan semata-mata persoalan curah hujan. Banyak anak sungai yang tersumbat karena bangunan permanen yang berdiri di lokasi terlarang. Ini pelanggaran tata ruang yang nyata,ā ujarnya (3/7/2025).
Pernyataan itu disampaikan Deni usai meninjau langsung salah satu kawasan rawan banjir di daerah pemilihannya, Sido Damai, bersama Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda. Dalam tinjauan tersebut, ia menemukan bangunan berdiri tepat di atas saluran air yang tersumbat parah.
Menurutnya, hal ini merupakan bentuk pengabaian terhadap aturan tata ruang yang telah menetapkan jarak aman antara bangunan dan bibir sungai, yaitu minimal 30 hingga 50 meter. āIni bukan lagi soal estetika kota, tapi soal keselamatan ribuan warga. Aliran sungai itu jalur air, bukan tempat membangun rumah,ā tegasnya.
Deni juga menyebut keberadaan bangunan ilegal sebagai salah satu penyebab utama banjir musiman yang terus menghantui kota ini. Oleh karena itu, ia mendesak pemerintah kota untuk segera mengambil langkah konkret dalam menangani pelanggaran tersebut.
Meski mendukung pendekatan persuasif, ia menegaskan bahwa penegakan hukum harus tetap dilakukan jika imbauan tidak digubris. Menurutnya, keselamatan warga harus menjadi prioritas di atas segalanya.
āKalau sudah diberi peringatan dan tidak ada itikad baik, ya harus ada tindakan. Ini bukan soal suka atau tidak suka, tapi soal tanggung jawab terhadap keselamatan publik,ā katanya.
Deni pun mengajak masyarakat untuk tidak lagi menjadikan sempadan sungai sebagai lokasi pembangunan. Ia menekankan bahwa dampak dari kesalahan segelintir orang bisa berakibat fatal bagi banyak warga lainnya.
āKita tinggal di kota yang rawan banjir. Kalau kita tidak jaga bersama, maka kita sendiri yang akan menuai akibatnya,ā pungkasnya.(Adv)