TENGGARONG – Di tengah upaya mendorong kemandirian ekonomi desa, BUMDes Kahala Ilir di Kecamatan Kenohan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus menunjukkan progres nyata dalam Tingkatkan PAD Desa. Sejak berdiri pada 2015, lembaga usaha desa ini telah berkembang menjadi pilar penting perekonomian lokal melalui dua unit usaha utama: distribusi gas elpiji (LPG) dan jasa angkutan hasil panen sawit.
Kepala Desa Kahala Ilir, Mahlan, mengungkapkan bahwa perjalanan BUMDes tidak instan. Dengan modal awal yang terbatas dan pengelolaan yang konsisten, kini BUMDes tersebut mampu menyumbang pendapatan asli desa (PAD) hingga Rp11 juta per tahun—angka yang terus meningkat secara bertahap.
“BUMDes kita sudah berjalan hampir sepuluh tahun. Awalnya pelan, tapi kini mulai memberikan dampak nyata bagi keuangan desa,” ujar Mahlan, Rabu (1/10/2025).
Yang menarik, BUMDes Kahala Ilir tidak hanya menjawab kebutuhan energi rumah tangga melalui distribusi LPG, tetapi juga mempermudah para petani sawit mengirim hasil panen ke pabrik. Bahkan, usaha tersebut kini diperluas dengan menyediakan jasa pengangkutan crude palm oil (CPO), guna memaksimalkan potensi sumber daya lokal.
“Kami fokus pada dua kegiatan utama: LPG dan angkutan sawit, termasuk CPO. Ini langsung menyentuh kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Mahlan juga menegaskan bahwa keberadaan BUMDes tidak bentrok dengan Koperasi Merah Putih yang beroperasi di desa yang sama. Menurutnya, kedua lembaga telah berkoordinasi dan memiliki peran berbeda: BUMDes bertujuan meningkatkan PAD desa, sementara koperasi lebih berfokus pada kesejahteraan anggotanya.
“Kita sudah atur pembagian peran dengan jelas. BUMDes memberi kontribusi langsung ke kas desa, sedangkan koperasi tidak—makanya pemerintah desa tidak bisa menyertakan modal ke koperasi,” terangnya.
Meski demikian, pemerintah desa tetap mendukung koperasi sebagai mitra pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kolaborasi sinergis antara keduanya diharapkan memperkuat struktur ekonomi desa dari dua sisi: keberlanjutan keuangan desa dan penguatan kelompok masyarakat.
Apresiasi juga datang dari Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kukar, Arianto. Ia menilai BUMDes adalah ujung tombak ekonomi desa yang harus terus didorong kreativitas dan transparansinya.
“BUMDes adalah motor penggerak kemandirian desa. Kami harap semua BUMDes di Kukar terus berinovasi, menjaga akuntabilitas, dan memperkuat kerja sama dengan masyarakat,” ujarnya.
Dengan langkah-langkah konkret seperti ini, Tingkatkan PAD Desa bukan lagi sekadar target angka, tapi bagian dari transformasi ekonomi berbasis partisipasi, keberlanjutan, dan kearifan lokal di Kenohan, Kukar.







