Samarinda – Pedagang kecil di Kota Samarinda masih kesulitan mengakses Kredit Bertuah yang digagas oleh Pemerintah Kota Samarinda dan Bankaltimtara. Hal ini diungkapkan oleh Fahruddin, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Samarinda.
Menurutnya, program Kredit Bertuah yang bertujuan memberantas rentenir ini belum menjangkau para pedagang kecil secara maksimal.
Meskipun program ini telah terserap hampir 78 persen, Fahruddin melihat perlunya evaluasi dan langkah konkret untuk mempermudah akses bagi para pedagang kecil. Ia mendorong Bankaltimtara untuk menyederhanakan persyaratan pengajuan kredit, khususnya terkait dengan Sistem Informasi Debitur Bank Indonesia (SIDIK BI).
“Tujuan program ini adalah untuk memberantas rentenir, namun para pedagang kecil masih terjebak dalam jeratan rentenir karena sulitnya akses ke kredit Bertuah,” ungkap Fahruddin (18/5/2024).
Selain itu, Politisi Golkar itu juga menyoroti soal bunga kredit yang perlu disesuaikan dengan kemampuan para pedagang kecil. Ia mencontohkan bunga rentenir yang mencapai 30 persen per hari, sangat memberatkan bagi para pedagang.
“Ia menjelaskan bahwa bunga yang dikenakan oleh rentenir kepada pedagang kecil bisa mencapai 30 persen per hari, memberatkan mereka secara finansial,” jelasnya.
Ia berharap Bankaltimtara dapat bekerja sama dengan dinas terkait dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencari solusi yang tepat. Ia menekankan pentingnya keberpihakan kepada para pedagang kecil dalam upaya meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Kami meminta agar kredit Bertuah tidak melupakan pedagang kecil,” tandasnya.
Upaya pemberantasan rentenir melalui program Kredit Bertuah ini patut diapresiasi. Namun, masih ada celah yang perlu dipersempit agar program ini benar-benar menyentuh dan memberikan manfaat bagi para pedagang kecil di Kota Samarinda.
Diharapkan dengan sinergi dari berbagai pihak, program ini dapat mencapai tujuannya dan membantu meningkatkan perekonomian lokal. (Adv/DPRD Kota Samarinda)