Samarinda – Rencana peningkatan status Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Inche Abdoel Moeis menjadi rumah sakit berstandar internasional disambut dengan antusiasme oleh berbagai pihak. Hal ini membuka peluang besar bagi Samarinda untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan menjadikannya sebagai rujukan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Namun, di balik peluang tersebut, terdapat pula beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satu yang paling utama adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana, dan infrastruktur.
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Ahmat Sopian Noor, mengungkapkan bahwa Standar internasional menuntut perbaikan dan pengembangan menyeluruh, termasuk sumber daya manusia, sarana prasarana, dan infrastruktur.
“Artinya perlu membenahi dan meningkatkan kualitas SDM serta sarana prasarana RSUD Inche Abdoel Moeis sebelum meningkatkan statusnya menjadi rumah sakit internasional,” tuturnya (14/5/2024).
Proses pembenahan ini perlu dilakukan dengan cermat agar tidak mengganggu pelayanan kesehatan yang sedang berjalan. Penyesuaian bertahap pada infrastruktur dan sarana prasarana menjadi kunci untuk memastikan kelancaran layanan kesehatan bagi masyarakat.
Lebih dari sekadar peningkatan status, langkah ini merupakan bagian dari visi Samarinda sebagai Kota Peradaban. Komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat menjadi landasan utama.
“Kita berharap agar Kota Samarinda terus maju dan berkembang dalam bidang kesehatan,” tandasnya.
Peningkatan RSUD Inche Abdoel Moeis menjadi rumah sakit internasional bukan tanpa tantangan. Diperlukan kerja sama dan komitmen kuat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat.
Namun, dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang konsisten, bukan tidak mungkin RSUD Inche Abdoel Moeis akan menjadi ikon layanan kesehatan berstandar internasional di Samarinda, yang berkontribusi pada kemajuan Kota Peradaban ini. (Adv/DPRD Kota Samarinda)
