Kutai Timur – Memasuki usianya yang ke-24 tahun, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sedikit banyak telah memperlihatkan kemajuan yang telah dicapai oleh pemerintah daerah. Namun, diumur relatif muda, Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim Faisal Rachman menekankan masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan.
Faisal sapaan akrabnya menuturkan daerah yang resmi berdiri sebagai kabupaten pada 12 Oktober 1999 ini belum sepenuhnya terbebas dari masalah dasar yang membelit masyarakatnya.
Solusi untuk mengatasi persoalan publik, meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta pembangunan untuk kemajuan daerah adalah respon yang patut dijewantahkan oleh Pemkab Kutim.
Misal kata Faisal Rachman beberap permasalahan yang masih perlu diperhatikan yakni infrastruktur yang masih perlu ditingkatkan, akses layanan dasar seperti listri dan air bersih juga menjadi sorotan utama legislator yang berasal dari partai berlogo banteng tersebut.
“Nah listrik saja kan dari data PLN kan kita baru 68% desa-desa kita itu yang teradiri listrik. kalau persentasi air bersih itu sepertinya baru beberapa desa. Dari 139 desa mungkin masih banyak tugas kita,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Lebih jauh legislator PDIP itu mencontohkan pemenuhan layanan air bersih di Kecamatan Kaubun dengan 8 desa yang baru memiliki satu PDAM dan belum bisa mengcover seluruh kebutuhan air bersih di setiap desa yang ada.
Oleh karena itu Faisal Rachman juga menekankan pentingnya kolaborasi antara semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan mewujudkan visi Kabupaten Kutai Timur yang lebih baik di masa depan.
“Nah tentu harus ada skenario alternatif bagaimana untuk terus dapat memenuhi kebutuhan pelayanan dasar di Masyarakat,” terangnya.(Adv)
