Samarinda – Genangan banjir kembali melumpuhkan aktivitas belajar di SMP Negeri 24 Samarinda, Jalan Suryanata, pada Sabtu (27/9/2025).
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Anhar, menilai peristiwa berulang ini bukti lemahnya penanganan banjir meski pemerintah telah mengalokasikan anggaran besar.
Anhar menegaskan banjir di sekolah bukan sekadar gangguan sementara, melainkan persoalan serius yang mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Ia menyayangkan masih adanya sekolah yang terendam, padahal Pemkot Samarinda mengucurkan dana besar untuk penanggulangan banjir.
Anhar menilai lemahnya eksekusi kebijakan menjadi akar masalah. Ia mendesak pemerintah tidak lagi menjadikan laporan banjir sebagai rutinitas tahunan tanpa solusi nyata. Menurutnya, evaluasi menyeluruh terhadap penggunaan anggaran perlu dilakukan agar lebih tepat sasaran.
Lebih lanjut, ia mengusulkan agar sekolah dan masyarakat turut dilibatkan dalam merancang langkah preventif, seperti perbaikan drainase, pembangunan kolam retensi, hingga penerapan sistem peringatan dini.
“Kita minta pemerintah melibatkan pihak sekolah dan masyarakat dalam mencari solusi,” ujarnya.
Kondisi SMPN 24 Samarinda yang berulang kali terendam mencerminkan rapuhnya infrastruktur dasar kota dalam menghadapi curah hujan tinggi. Ketimpangan antara besarnya anggaran dan minimnya hasil di lapangan pun kini menuai sorotan publik.
DPRD Kota Samarinda berkomitmen terus mengawal isu ini. Anhar menegaskan, banjir di sekolah bukan hanya soal fasilitas pendidikan, melainkan investasi jangka panjang dalam mencetak generasi yang sehat dan siap bersaing.
“Kalau lingkungan sekolah terus dilanda banjir, bagaimana anak-anak bisa fokus belajar? Ini menyangkut masa depan kota kita,” pungkasnya. (Adv/DPRD Samarinda)







