TENGGARONG – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara (Kukar) memperkuat komitmennya melalui Investasi Karbon untuk Desa Kukar, sebuah program inovatif yang memastikan keuntungan dari pengelolaan karbon kembali ke masyarakat desa. Program ini tidak hanya menawarkan manfaat ekonomi, tetapi juga mendorong pembangunan yang inklusif dan ramah lingkungan.
Kepala DPMD Kukar, Arianto, menjelaskan bahwa Investasi Karbon untuk Desa Kukar membuka peluang besar bagi desa-desa untuk mempercepat pembangunan. Dana dari pengelolaan karbon akan dialokasikan untuk proyek-proyek strategis seperti pembangunan infrastruktur, peningkatan pendidikan, dan layanan kesehatan. “Kami ingin dana ini benar-benar mengatasi masalah nyata di desa, seperti kemiskinan dan akses pendidikan, bukan sekadar angka di rekening,” tegas Arianto dengan penuh keyakinan.
Program ini merupakan hasil kerja sama antara Pemkab Kukar dan PT Tirta Carbon Indonesia, yang berfokus pada pengelolaan kawasan gambut seluas lebih dari 110 ribu hektare di lima kecamatan: Kembang Janggut, Kenohan, Kota Bangun, Muara Kaman, dan Muara Wis. Melalui Investasi Karbon untuk Desa Kukar, desa-desa di wilayah konsesi akan menerima kompensasi langsung, baik dalam bentuk dana maupun pelatihan untuk meningkatkan keterampilan warga.
“Kompensasi ini bisa digunakan untuk membangun jalan, jembatan, atau fasilitas umum lainnya. Selain itu, warga juga akan dilatih untuk mengembangkan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal,” ungkap Arianto. Ia menambahkan, program ini dirancang untuk memberikan dampak jangka panjang, sehingga desa tidak hanya bergantung pada dana sementara, tetapi juga mampu mandiri secara berkelanjutan.
Investor juga turut berkontribusi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang mendukung peningkatan kualitas hidup warga. Mulai dari pelatihan wirausaha hingga pengelolaan sumber daya alam, program ini sejalan dengan visi DPMD Kukar untuk menciptakan desa yang mandiri dan berdaya saing. “Kami pastikan setiap langkah mendukung kesejahteraan warga dan kelestarian lingkungan,” tambah Arianto.
Untuk mencegah miskomunikasi, DPMD Kukar gencar melakukan sosialisasi dan pendampingan. “Kami dampingi desa-desa agar semua pihak paham hak dan kewajibannya. Transparansi adalah kunci keberhasilan program ini,” ujarnya. Dengan pendekatan ini, Arianto optimistis program ini akan menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
“Ini adalah peluang emas untuk desa-desa di Kukar. Dengan pengelolaan yang baik, kami yakin manfaatnya akan terasa langsung oleh masyarakat,” tutup Arianto penuh harap.