TENGGARONG – Semangat inovasi di desa-desa Kutai Kartanegara (Kukar) kini semakin terpacu berkat dorongan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar untuk memanfaatkan Teknologi Tepat Guna (TTG). Langkah ini menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas masyarakat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Baru-baru ini, DPMD Kukar turut serta dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis) yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kalimantan Timur. Pertemuan ini fokus membahas penguatan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) di seluruh kabupaten/kota. Salah satu hasilnya adalah kesepakatan untuk menjadikan “Ketahanan Pangan” sebagai tema utama Gelar Teknologi Tepat Guna Provinsi Kalimantan Timur 2026, sembari tetap membuka peluang inovasi di sektor lain melalui penilaian khusus.
Kepala DPMD Kukar, Arianto, dengan antusias menjelaskan bahwa Teknologi Tepat Guna dirancang untuk menjadi solusi sederhana namun efektif bagi masyarakat. “TTG adalah alat bantu yang dibuat sesuai kebutuhan lokal, baik untuk perorangan maupun kelompok, guna meningkatkan efisiensi di berbagai sektor,” ungkapnya pada Senin (8/9/2025). Ia menambahkan bahwa teknologi ini mendukung aktivitas mulai dari pertanian, perikanan, hingga usaha mikro kecil menengah (UMKM), dengan pendekatan yang praktis dan terjangkau.
Meski begitu, Arianto mengakui adanya tantangan dalam pengembangan TTG di Kukar. Banyak pelaku usaha yang cenderung mengandalkan peralatan modern, sehingga inisiatif untuk menciptakan inovasi lokal masih perlu digalakkan. “Kami sedang gencar melakukan pendataan. Siapa tahu ada ide-ide cemerlang dari masyarakat yang bisa kami kembangkan lebih lanjut,” tambahnya dengan optimisme.
Untuk itu, DPMD Kukar berkomitmen memfasilitasi penguatan Posyantek di desa-desa. Langkah ini diharapkan mampu memaksimalkan potensi lokal melalui teknologi yang murah, mudah diadopsi, namun memberikan dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan Teknologi Tepat Guna, desa-desa di Kukar diharapkan tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi pusat inovasi lokal yang inspiratif. Apa inovasi TTG yang menurut Anda bisa diterapkan di desa Anda?