Tenggarong – Di tengah semangat kebersamaan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) merayakan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-22 di Kecamatan Tenggarong dengan penuh antusiasme. Lebih dari sekadar peringatan tahunan, kegiatan ini menjadi panggung kolaborasi lintas sektor yang menggugah semangat solidaritas dan memperkuat ikatan sosial masyarakat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, dengan penuh semangat menyampaikan bahwa gotong royong bukan lagi sekadar tradisi, melainkan sebuah gerakan nyata yang harus melibatkan semua elemen, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD). “Kami ingin Partisipasi OPD dalam BBGRM menjadi teladan nyata bahwa gotong royong adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas masyarakat desa,” ujarnya saat ditemui pada Selasa (22/7/2025).
Dengan penuh keyakinan, Arianto menjelaskan bahwa Partisipasi OPD dalam BBGRM diwujudkan melalui aksi nyata di lapangan. Seluruh jajaran DPMD, misalnya, turun langsung ke masyarakat untuk mendukung kegiatan seperti pembersihan lingkungan, perbaikan infrastruktur desa, hingga program sosial lainnya. “Kami tidak hanya menginstruksikan, tetapi juga ikut bergerak. Ini menunjukkan bahwa gotong royong adalah budaya kerja yang harus hidup di setiap instansi,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa nilai gotong royong adalah warisan budaya yang harus terus dijaga. Di tengah perkembangan zaman yang kian cepat, semangat ini menjadi fondasi penting untuk membangun masyarakat yang tangguh dan mandiri. “Bayangkan jika setiap OPD dan masyarakat bersinergi, pembangunan akan lebih cepat terwujud dan manfaatnya langsung dirasakan,” ungkap Arianto dengan optimisme.
Pada peringatan BBGRM ke-22 ini, Partisipasi OPD dalam BBGRM ditekankan sebagai kunci untuk memperluas dampak positif gerakan gotong royong. Sinergi antarinstansi menjadi fokus utama agar berbagai tantangan di wilayah, seperti masalah infrastruktur atau lingkungan, dapat diselesaikan secara bersama-sama. “Kami mendorong OPD untuk tidak hanya fokus pada tugas internal, tetapi juga peduli terhadap kebutuhan masyarakat di sekitar mereka,” tegas Arianto.
Momentum BBGRM di Tenggarong tahun ini juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Dengan semangat kolaborasi, gotong royong tidak lagi dipandang sebagai pekerjaan sesaat, melainkan gaya hidup yang harus terus dirawat. “Mari jadikan gotong royong sebagai napas sehari-hari. Bersama, kita wujudkan Kukar yang lebih maju dan harmonis,” tutup Arianto dengan penuh harap.