TENGGARONG ā Peringatan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-22 di Kutai Kartanegara (Kukar) resmi bergulir pada Minggu, 20 Juli 2025, dengan Kecamatan Kota Bangun sebagai pusat kegiatan. BBGRM Kukar Bukan Seremonial, melainkan momentum nyata untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan berbasis kebersamaan, dengan aksi gotong royong serentak di seluruh desa, kelurahan, dan kecamatan di Kukar.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, menegaskan bahwa BBGRM Kukar Bukan Seremonial belaka, tetapi sarana untuk menanamkan budaya gotong royong sebagai gaya hidup. āIni bukan hanya agenda tahunan, tetapi cerminan semangat kolektif warga untuk menyelesaikan masalah lingkungan secara mandiri. Pemerintah hadir untuk memfasilitasi, bukan mendominasi,ā ujarnya pada Sabtu, 19 Juli 2025.
Untuk mendukung semangat ini, Pemkab Kukar mengalokasikan minimal 15 persen dari dana Rp50 juta per RT guna kegiatan gotong royong. Kebijakan ini sejalan dengan visi Kukar Idaman Terbaik yang diteruskan oleh Bupati Aulia Rahman Basri dan Wakil Bupati Rendi Solihin. āDana ini harus memperkuat kebersamaan warga. Gotong royong adalah jiwa pembangunan masyarakat,ā tegas Arianto.
Selama peringatan BBGRM Kukar Bukan Seremonial, DPMD Kukar memberikan penghargaan kepada desa dan kelurahan yang konsisten menghidupkan semangat gotong royong berdasarkan penilaian periode 2022ā2024. Kelurahan Baru di Tenggarong berhasil meraih peringkat terbaik, diikuti oleh desa-desa seperti Karang Tunggal (Tenggarong Seberang) sebagai Terbaik I, Sambera Baru (Marang Kayu) sebagai Terbaik II, serta Lebak Mantan (Muara Wis) dan Kota Bangun Ulu (Kota Bangun) sebagai Terbaik III. Untuk kategori kelurahan, penghargaan juga diberikan kepada Kelurahan Muara Jawa Tengah (Muara Jawa).
Tak hanya itu, DPMD Kukar mengapresiasi sepuluh desa dengan pengelolaan keuangan terbaik tahun 2024, seperti Desa Perian, Tanjung Batuq Harapan, Umaq Tukung, Mulawarman, dan lainnya. āKami mendorong desa beralih ke transaksi non-tunai untuk transparansi. Evaluasi ketat dilakukan, termasuk melalui sistem daring,ā jelas Arianto.
Penghargaan ini mencerminkan kerja keras kolektif masyarakat. āKeberhasilan ini adalah bukti bahwa gotong royong dan akuntabilitas mampu mengubah wajah desa. Mari terus wujudkan semangat kebersamaan untuk Kukar yang lebih baik,ā tutup Arianto dengan penuh harap.