Partisipasi Pilkada Bontang 2024 Melonjak: Golput Masih Jadi Tantangan

Ketua KPU Bontang, Muzarroby Renfly

Pesutnews, Bontang – Tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kota Bontang menunjukkan peningkatan yang menggembirakan dibandingkan Pilkada 2020.

Data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bontang mencatat bahwa 72 persen pemilih menggunakan hak suaranya dalam pemilihan wali kota dan wakil wali kota, sementara partisipasi pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur mencapai 73 persen.

Bacaan Lainnya

Angka ini mencerminkan peningkatan kesadaran warga terhadap pentingnya peran mereka dalam menentukan arah pemerintahan daerah.

Sebagai pembanding, tingkat partisipasi pada Pilkada 2020 untuk pemilihan wali kota hanya mencapai 70 persen. Meski demikian, angka golongan putih (golput) masih cukup tinggi, yaitu 27,51 persen pada pemilihan wali kota dan 26,87 persen untuk pemilihan gubernur.

Ketua KPU Bontang, Muzarroby Renfly, menjelaskan bahwa penyebab tingginya angka golput bergantung pada kondisi masing-masing pemilih. “Kami tidak bisa memastikan alasan mereka tidak memilih. Mungkin ada kendala pekerjaan atau alasan lain yang membuat mereka tidak hadir di TPS,” ujarnya dalam konferensi pers pada Kamis (5/12/2024).

Muzarroby menambahkan bahwa meskipun target nasional partisipasi sebesar 77 persen belum tercapai, hasil di Bontang menunjukkan perkembangan yang positif. “Angka ini lebih baik dibandingkan Pilkada 2020, terutama pada pemilihan wali kota,” ungkapnya.

Dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 134.567 orang, tercatat 96.128 pemilih telah menggunakan hak suaranya. KPU berharap tren peningkatan ini dapat terus berlanjut pada pemilu mendatang.

KPU Bontang juga berencana melakukan klasifikasi untuk mengidentifikasi kelompok usia yang paling banyak berpartisipasi maupun yang cenderung golput. “Nantinya kami akan lakukan klasifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui berapa banyak pemilih dari golongan milenial dan Gen Z, serta usia lainnya yang tidak berpartisipasi,” pungkas Muzarroby.

Partisipasi aktif masyarakat dalam Pilkada menjadi tolok ukur penting bagi kualitas demokrasi di tingkat daerah. Dengan tren positif ini, KPU berharap semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya berkontribusi dalam proses demokrasi melalui hak pilih mereka.(adv)

Pos terkait